July 14, 2012

Budidaya Ikan Baronang

0 komentar
ikan baronang

1. PENDAHULUAN

Selama ini produksi perikanan laut sebagian besar masih bergantung dari hasil penangkapan dari alam yang produksinya semakin menurun disebabkan banyaknya pencemaran air laut dan tidak adanya kesadaran sebagian para nelayan dalam menyeleksi hasil tangkapan antara ikan besar dengan ikan-ikan yang masih kecil, padahal dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk kebutuhan protein akan terus meningkat setiap tahun. Oleh karena itu produksi perikanan perlu diupayakan dari 2 (dua) sumber yaitu penangkapan dan budidaya. Salah satu komoditi ikan laut yang potensial dan sudah dapat dibudidayakan adalah ikan baronang (Siganus sp).

Dari hasil pengamatan ternyata komoditi baronang mempunyai nilai yang menguntungkan, antara lain sebagai berikut:

  • Ikan baronang merupakan makanan yang enak dan gurih dan disukai banyak orang sehingga pemasaran ikan ini cukup baik.
  • Ikan ini umumnya “primary herbivor” yaitu pemakan plankton nabati tumbuhan dan juga memakan makanan buatan.
  • Selama musim-musim tertentu benih beronang dapat diperoleh dalam jumlah banyak.
  • Ikan baronang mempunyai toleransi besar terhadap salinitas dan suhu.
  • Mempunyai daya adaptasi yang tinggi dan pertumbuhan yang cepat.
  • Ikan ini sudah dapat dipijahkan di dalam laboratorium sehingga prospek pembenihan dari hatchery cukup baik.
  • Ikan baronang mempunyai harga pasar yang cukup tinggi baik untuk konsumsi dalam maupun luar negeri, terutama yang ada telurnya selama tahun baru cina.
  • Teknologi pembesaran ikan baronang sudah dikuasai.

Mengingat budidaya ikan baronang relatif baru dikenal masyarakat, maka petunjuk teknis ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi yang berminat melakukan usaha budidaya baronang.

2. BIOLOGI

Diskripsi dan Taksonomi

Ikan baronang dikenal oleh masyarakat dengan nama yang berbeda-beda satu sama lain seperti di Pulau Sribu dinamakan kea-kea, di Jawa Tengah dengan nama biawas dan nelayan-nelayan di Pulau Maluku menamakan dengan sebutan samadar. Ikan beronang termasuk famili Siginidae, Secara lengkap taksonomi ikan beronang adalah sebagai berikut.

o Famili : Siganidae
o Genus : Siganus
o Species : Siganus spp.

Kebiasaan Makanan

Sesuai dengan morfologi dari gigi dan saluran pencernaannya yaitu mulutnya kecil, mempunyai gigi seri pada masing-masing rahang, gigi geraham berkembang sempurna, dinding lambung agak tebal, usus halusnya panjang dan mempunyai permukaan yang luas, ikan baronang termasuk pemakan tumbuh-tumbuhan, tetapi kalau dibudidayakan ikan beronang mampu memakan makanan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan.

Penyebaran

Penyebaran ikan beronang ini cukup luas, hampir di seluruh perairan laut Indonesiai.

3. TEKNOLOGI BUDAYA

Persyaratan Lokasi Budidaya

Untuk mencapai produksi jenis komoditas budidaya laut secara optimal memerlukan kecermatan dalam penentuan lokasi budidaya yang akan dikembangkan serta kecocokan metoda yang digunakan. Dalam hal ini, pemilihan lokasi untuk budidaya ikan di laut harus mempertimbangkan aspek teknis dan non teknis. Dari segi aspek teknis hal-hal yang harus diperhatikan meliputi:

  • Perairan/lokasi yang dipilih harus terlindung dari pengaruh angin/musim dan gelombang, hal ini untuk mengamankan/melindungi salinitas budidaya.
  • Pergerakan air harus cukup baik dengan kecepatan arus antara 20 ~ 40 cm/detik, apabila kecepatan arus kurang mengakibatkan penyediaan air kurang dan O2 yang di supplay juga akan berkurang dan sebaliknya apabila kecepatan arus cukup besar pertumbuhan ikan akan terganggu sebab energi yang didapatkan dari makanan banyak keluar untuk melawan arus.
  • Lokasi harus bebas dari pengaruh pencemaran atau polusi baik limbah industri maupun limbah rumah tangga.
  • Lokasi juga harus bebas dari hama yang meliputi antara lain ikan-ikan besar dan buas, binatang yang selain potensial dapat mengganggu (predator).
  • Hal yang sangat penting lokasi harus memenuhi persyaratan kualitas air yang baik untuk pertumbuhan ikan seperti :

• Kadar garam berkisar antara 27 ~ 32 ppt.
• Suhu air berkisar antara 28 ~ 320 C.
• O2 (oksigen) berkisar antara 7 ~ 8 ppm.
• Nitrat 0,9 ~ 3,2 ppm dan phospat 0,2 ~ 0,5 ppm.

Untuk mempermudah kelancaran kegiatan yang berhubungan dengan usaha budidaya yang meliputi sarana jalan, telpon, listrik, sumberdaya manusia, pakan, pasar, ketersediaan bimbingan harus dalam jumlah yang cukup memadai serta bahan-bahan untuk komoditi budidaya mudah diperoleh. Sedangkan aspek dari aspek non teknis harus memperhatikan sektor-sektor yang berkaitan dengan kebijaksanaan penggunaan lahan dalam hubungan dengan kepentingan sektor lain seperti pariwisata, pelayaran, dll.

Sarana produksi

Metoda budidaya ikan baronang di laut dapat dilakukan dengan metode Karamba Jaring Apung yaitu wadah atau tempat budidaya ikan yang terbuat dari bahan jaring yang digantungkan pada kerangka (rakit) di laut.

Benih

Persyaratan Benih

Benih yang digunakan untuk budidaya perlu diperhatikan dan diseleksi benih yang betul-betul sehat. Benih yang sakit akan terhambat pertumbuhannya dan lebih berbahaya lagi adalah penularannya ke ikan di dalam wadah budidaya. Berdasarkan pengamatan visual secara umum benih yang sehat antara lain adalah :

o Bentuk badan normal/tidak cacat/tidak sakit;
o Gerakan ikan lincah;
o Mempunyai respon yang tinggi terhadap pakan yang diberikan.
o Penyediaan Benih
Sampai saat ini benih ikan baronang yang digunakan dalam usaha budidaya berasal dari hasil penangkapan di alam. Benih ikan baronang dapat diperoleh dalam jumlah besar pada saat musim puncak benih. Untuk setiap jenis beronang musim puncaknya akan berlainan setiap lokasi. Penyediaan benih ikan baronang secara massal dari hatchery sampai saat ini masih dalam pengkajian walaupun pemijahan untuk beberapa jenis sudah berhasil dilakukan.

o Penanganan dan Transportasi Benih
Benih ikan baronang sangat peka terhadap perubahan lingkungan seperti suhu dan salinitas, sehingga penanganan benih ikan baronang sangat perlu dijaga hati-hati. Pada saat pemindahan benih dari suatu wadah ke wadah lain harus selalu diambil bersama airnya. Pemindahan benih dapat dilakukan sehari setelah pengumpulan dan cukup memberikan istirahat bagi ikan dan untuk perlakuan selanjutnya disarankan untuk menggunakan seser yang tidak cekung untuk menghindarkan luka-luka di kulit akibat persentuhan benih satu sama lain. Pengangkutan benih ikan beronang untuk jarak dekat dapat digunakan keramba dengan anyaman bambu yang halus dan diapungkan di air. Keramba diseret perlahan-lahan menuju tempat budidaya. Dan untuk jarak jauh dapat digunakan kantong-kantong plastik atau periuk-periuk tanah. Benih ikan baronang dengan perlakuan baik dan aklimasi yang cukup dapat ditransportasi sampai maksimum 48 jam.

Pakan

Persyaratan Pakan

Salah satu faktor yang sangat penting menentukan pertumbuhan ikan yang dipelihara adalah faktor ketersediaan pakan yang cukup baik kualitas maupun kuantitas sehingga harus diperhatikan sebaik-baiknya yaitu harus memenuhi komposisi dan jumlah nutrient/zat makanan yang dibutuhkan ikan untuk pertumbuhan. Pakan yang diberikan sebaiknya yang masih baru (pellet) dan segar (ikan rucah).

Penanganan Pakan

Untuk menjaga kualitas pakan yang diberikan untuk budidaya ikan baronang perlu diperhatikan penanganan terhadap pakan yang digunakan. Hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan pakan antara lain adalah tempat penyimpanan pakan harus bersih dan kering.

Teknologi Budidaya

Pola Produksi

Dalam usaha budidaya ikan laut pengaturan pola tanam perlu disesuaikan dengan ketersediaan seperti (benih, pakan) dan pengaruh dari musim serta ketersediaan pasar. Untuk itu dalam kegiatan budidaya ikan di laut setiap lokasi akan berbeda sesuai dengan kondisi setempat. Dalam pengaturan pola tanam yang berhubungan daya serap pasar alternatif pola tanam adalah setiap KK adalah melakukan penanaman pada 1 unit karamba jaring apung yang terdiri dari 4 buah jurungan dan penebaran benih dapat dilakukan selang 3 hari – 1 minggu setiap KK atau tergantung dari daya serap pasar.

Cara Penebaran Benih

Benih baronang sebelum ditebarkan perlu diaklimasikan terlebih dulu, kemudian secara perlahan-lahan ditebarkan ke dalam wadah budidaya. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.

Cara Pemberian Pakan

Jenis pakan yang digunakan pada budidaya ikan baronang adalah pellet kering dengan jumlah sebanyak 2% dari berat badan ikan setiap hari. Frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari yaitu pagi, siang dan sore hari. Konversi pemberian pakan dengan menggunakan pellet biasanya 1 : 4 yang berarti untuk memperoleh berat ikan 1 kg dibutuhkan pellet sebanyak 4 kg.

Penanganan Hasil

Panen ikan beronang dilakukan setelah masa pemeliharaan 4 ~ 6 bulan setelah penebaran. Panen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : – Panen sebagian, dilakukan dengan cara memanen ikan yang telah berukuran tertentu tergantung kebutuhan pasar dengan menggunakan serok/lampit/alat tangkap.

Panen seluruhnya, dilakukan dengan cara memanen hasil budidaya sekaligus dengan cara menarik/mengangkat sebagian jaring ke arah suatu sudut sehingga akan terkumpul pada suatu tempat dan kemudian diambil dengan menggunakan serok/lambit/alat tangkap denganberhati-hati agar ikan tidak mengalami luka/cacat. Panen sebaiknya dilakukan pada saat udara sejuk.

4. DAFTAR PUSTAKA

1. Dana Kusumah, E., 1985, Beberapa Aspek Biologi Ikan Beronang (Siganus spp) Workshop Budidaya Laut 28 Oktober – 1 Nopember 1985 di Lampung. 10 pp.
2. WASPADA, E, Hiroki, 1985. Percobaan Pemberian Pakan pada Pemeliharaan Benih Ikan Beronang, Workshop Budidaya Laut 28 Oktober – 1
Nopember. 68 – 73 p.
3. Marto Sewajo, S., Burhanudin, Djamali, P. Sianipar. 1981. Ikan Beronang. Biolobi , Potensi dan Pengelolaannya. LON – LIPI. 45 p.
4. Basyori, A., E. Dana Kusumah; Philip T. T, Pramu, S, Musthahal dan M. Isra. Budidaya Ikan Beronang (Siganus spp). Direktorat Jenderal Perikanan bekerjasama dengan IDRC, 39 p.
5. Informasi Teknologi, BBL.

5. SUMBER LITERATUR

Pedoman Teknis Budidaya Ikan Beronang, Direktorat Bina Produksi, Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian, Jakarta, 1997.

www.iptek.net.id

Tags :



Artikel Terkait :



Leave a Reply