April 16, 2013

Prospek Budidaya Ikan Belida

0 komentar
ikan_belida photo ikan_belida_zpsbbd52ca6.jpg

Ikan Belida (Chitala lopis)merupakan jenis ikan sungai yang tergolong dalam suku Notopteridae (ikan berpunggung pisau). Nama belida/belido diambil dari nama salah satu sungai di Sumatera Selatan yang menjadi habitatnya, ada yang menyebutnya ikan lopis, orang Banjarmasin menyebutnya ikan pipih.

Belida sangat potensial untuk dikembangkan sebagai komoditas bisnis sebab mempunyai nilai ekonomi tinggi. Beberapa faktor di bawah ini merupakan parameter yang mendukung pengembangan belida menjadi komoditas perikanan budidaya yang memiliki prospek bagus.

1. Disukai Konsumen
Belida atau ikan pipih adalah salah satu ikan air tawar yang disukai konsumen. Sebagai ikan yang dapat dikonsumsi langsung untuk lauk-pauk, belida dapat disajikan dalam beragam resep masakan, seperti digoreng, dikuah, dibakar, dan lain-lain. Belida memiliki daging yang gurih, tetapi memiliki kelemahan yakni mempunyai banyak duri pada dagingnya.

2. Harga Cukup Tinggi
Belida atau ikan pipih merupakan ikan air tawar yang mempunyai harga cukup tinggi dan stabil bahkan cenderung naik. Sebagai ikan konsumsi harga belida antara Rp. 30.000 - Rp. 50.000/kg. Adapun belida sebagai ikan hias dapat dihargai antara Rp. 25.000 - Rp. 500.000/ekor bergantung ukuran ikan dan motif yang terdapat di sisiknya.

Peningkatan harga belida merupakan sebuah peluang bagi pembudidaya ikan ini.

3. Permintaan Cukup Tinggi
Selama ini ketersediaan ikan belida sangat bergantung pada penangkapan di alam sebab masih jarang yang membudidayakan, oleh karena itu permintaan ikan ini cukup tinggi, baik untuk olahan maupun untuk ikan hias. Di Samarinda belida digunakan untuk kerupuk amplang, di Palembang belida untuk bahan baku pembuatan pempek. Amplang dan pempek yang dibuat dari ikan belida sangat disukai karena rasa ikan belida sangat khas dan gurih.

4. Dapat Diolah
Selain dikonsumsi langsung, belida dapat diolah menjadi produk olahan perikanan yang berharga tinggi. Dua produk olahan belida yang terkenal adalah pempek dan krupuk amplang. Selain pempek dan amplang, belida juga dapat diolah menjadi berbagai produk lain seperti abon, bakso, dan sosis.

Tumbuhnya bisnis olahan ikan belida berdampak langsung terhadap kebutuhan ikan belida sebagai bahan baku. Sementara itu kebutuhan terhadap pasokan ikan belida sebagai bahan baku olahan berdampak terhadap produsen, baik penangkap maupun pembudidaya.

5. Mudah Dibudidayakan
Belida adalah salah satu ikan air tawar spesies asli yang mudah dibudidayakan. Pemeliharaanj belida telah dilakukan dengan membesarkan benih-benih yang ditangkap dari alam. Namun usaha pemeliharaan belida di keramba yang ditempatkan di sungai ini tidak berkembang karena keterbatasan benih.

Saat ini, Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Mandiangin, Kalimantan Selatan telah melakukan uji coba dengan menggunakan benih hasil pembenihan terkontrol. Uji coba dilakukan di kolam dan keramba. Pembesaran di kolam dengan kepadatan 5 - 10 ekor/m2, ukuran benih 15-17 cm dan berat 10-12 g/ekor. Selama pemeliharaan, ikan diberi pakan berupa udang kecil segar sebanyak 3-5% per hari total biomassa dengan frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari. Pemeliharaan selama 12 bulan menghasilkan belida ukuran 500-700 g/ekor dengan sintasan atau kelangsungan hidup (sulvival rate = SR) mencapai 75%.

6. Dapat Dibenihkan
Belida merupakan ikan air tawar yang mudah dibenihkan. Belida dapat memijah secara alami di kolam tanah. Belida pertama kali berhasil dibenihkan di lingkungan terkontrol oleh Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Mandiangin, Kalimantan Selatan.

Saat ini, teknologi pembenihan belida terus disempurnakan. Secara prinsip, pembenihan belida menguntungkan dari sisi bisnis. Benih belida dapat diproduksi secara masal sehingga kegiatan pembesaran juga dapat dilakukan sesuai kebutuhan atau dapat ditargetkan.

Tags:



Artikel Terkait :



Leave a Reply